Lelang Sungai di PALI: 3 Desa, Ratusan Juta Rupiah
PALI, – Tradisi lelang lebak lebung, suak, dan sungai kembali digelar di Kecamatan Abab, Kabupaten PALI.
Kegiatan yang sarat makna ini berlangsung pada Rabu (11/12/2024) pukul 10.00 WIB di Gedung Serba Guna Desa Prambatan.
Acara ini mengukuhkan komitmen masyarakat dan pemerintah untuk memadukan pengelolaan sumber daya alam dengan pemberdayaan ekonomi.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Bupati Kabupaten PALI yang diwakili Staf Ahli Drs. Agen Aledi, Dinas Perikanan Ali Sadikin, serta Kapolsek Penukal Abab, AKP Ardiansyah SH yang diwakili Waka Polsek IPTU Maryono.
Turut hadir Camat Abab Razullik, S.H, kepala desa, Babinsa, serta masyarakat sebagai peserta lelang.
Kapolsek Penukal Abab, AKP Ardiansyah SH melalui Waka Polsek IPTU Maryono menekankan bahwa lelang ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat tetapi juga memastikan kelestarian sungai sebagai sumber penghidupan.
“Lelang ini merupakan tradisi turun-temurun yang menjadi ciri khas Kabupaten PALI. Selain sebagai sumber ekonomi, kegiatan ini juga mengedukasi masyarakat untuk menjaga ekosistem sungai,” ujar IPTU Maryono.
Kegiatan ini mencakup lelang berbagai sungai dan suak di tiga desa, yakni Prambatan, Pengabuan Timur, dan Tanjung Kurung. Berikut adalah rincian hasil lelang:
1. Desa Prambatan
Total: 15 obyek lelang
Pendapatan: Rp96.850.000
2. Desa Pengabuan Timur
Total: 11 obyek lelang
Pendapatan: Rp60.250.000
3. Desa Tanjung Kurung
Total: 7 obyek lelang
Pendapatan: Rp145.000.000
Total keseluruhan hasil lelang mencapai Rp302.100.000.
Masyarakat Kecamatan Abab menyambut kegiatan ini dengan antusias. Selain sebagai tradisi, lelang ini menjadi solusi untuk memaksimalkan potensi perikanan dengan pengelolaan yang berkelanjutan.
“Kami berharap kegiatan ini terus dipertahankan. Dengan pengelolaan yang baik, hasil lelang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak alam,” ungkap salah satu peserta lelang.
Dengan kolaborasi berbagai pihak, tradisi lelang lebak lebung, suak, dan sungai ini tidak hanya menjadi simbol budaya tetapi juga wadah nyata untuk memperkuat ekonomi lokal sambil menjaga kelestarian lingkungan.